Selasa, 31 Maret 2015

SENI JEGOG di Jembrana / MUSIC BAMBU

Seni Jegog di Jembrana

Seni Jegog adalah kesenian Music Tradional yang di buat dari Bambu.
Seni Jegog ini satu satunya di Bali hanya ada di Kabupaten Jembrana. Adapun bambu yang digunakan tidak sembarang bambu, bambu yang dipakai adalah jenis bambu Petung yang mempunyai diameter cukup besar sekitar 20 cm.
Dari bahan bambu ini diolah oleh tangan seorang Seniman yang profesional sesuai urutan tangga nada, sehingga menghasilkan Instrument Bambu dengan bunyi yang sangat indah.


Para Penabuh Jegog di Jembrana
Asal mula sejarah JEGOG ini diciptakan oleh seorang seniman yang bernama Kiang Geliduh sekitar tahun 1912 yang berasal dari  Dusun Sebual, Desa Dangintukadaya, Kabupaten Jembrana, Bali
Kesenian Jegog ini dulu biasanya dipentaskan oleh masyarakat Jembrana seusai panen padi, untuk menyambut rasa gembira karena panen berhasil.

Sekarang ini kesenian Jegog atau Tabuh Jegog di pentaskan dalam acara penyambutan Tamu dalam rangkaian Upacara Adat atau Resepsi Pernikahan, atau dalam rangkaian acara jamuan Tamu kenegaraan.
Kesenian Jegog sekarang sudah digunakan untuk mengiringi Tarian seperti Tari Mekepung, Tari Cangak Lemodang dan lain lain.


Para Penabuh Jegog Wanita di Jembrana
Dalam perkembangan jaman para Ibu ibu tidak mau kalah dengan para penabuh pria. Dengan tangan tangan yang lembut para Ibu ibu dengan semangat menabuh atau memukul Gambelan Jegog.
Bahkan warga Negara Asing seperti Jepang banyak yang pinter memainkan gambelan Jegog tidak kalah dengan para penabuh yang ada di Kabupaten Jembrana
Di Kabupaten Jembrana sekarang ini tercatat ada 66 Seke Jegog (sumber Pemkab Jembrana)



Diantara gambelan Bali yang terbuat dari bambu, Gambelan JEGOG inilah yang ukurannya paling besar. Selain dari bentuk gambelannya yang lebih besar, ada yang lain yang membedakannya dari gerantang adalah posisi penabuh saat memukul gambelan Jegog.

Jika Anda ingin melihat atau ingin belajar bermain Gambelan Jegog di Kabupaten Jembrana, Anda bisa belajar di Sanggar Seni "Suar Agung" yang berada di Desa Sangkar Agung, Kabupaten Jembrana yang di Pimpin oleh seorang seniman yang sudah tersohor sampai ke Manca Negara yang  bernama Nyoman Jayus.






Jumat, 27 Maret 2015

Mekepung / Karapan Kerbau /Buffalo Races

Atraksi Mekepung di Jembrana

Atraksi Mekepung / Karapan Kerbau yang hanya ada di Bali bagian barat tepatnya di Kabupaten Jembrana.
Mekepung dalam Bahasa Bali yang artinya Kejar - kejaran satu sama lainnya adalah tradisi lomba pacu kerbau yang sejak dahulu melekat di kalangan para Petani khususnya di Kabupaten Jembarana.
Tradisi ini dulu awalnya dari kegembiraan para Petani dalam membajak sawah pada tahapan melumatkan tanah sawah menjadi lumpur sebelum di tanami padi dengan menggunakan peralatan bajak lampit yang di tarik oleh dua ekor kerbau yang pada lehernya di hiasi kalung kroncongan yang terbuat dari kayu, biasanya dibuat dari kayu nangka supaya suaranya nyaring.

Dalam acara membajak sawah para Petani biasanya bergotong royong dalam mengerjakannya, sehingga dalam acara membajak sawah biasanya paling sedikit ada dua atau empat pasang kerbau. Dengan semangat kegotong royongan para Petani memukuli kerbaunya supaya berlari dalam lumpur sawah, sehingga terjadilah kejar kejaran satu sama lainnya.


Ngelampit di sawah

Kemudian sekitar tahun 1970-an tradisi ini mulai mengalami perubahan menggunakan Cikar atau gerobak yang ditarik oleh dua ekor kerbau yang dihiasi dengan gonseng atau kerincingan pada masing masing leher kerbau, begitu  pula pada Cikar atau gerobak yang dihiasi dengan Bendera.yang menamabah semangat dan kerceriaan para peserta lomba. Begitu pula dengan tempat atau sirkuitnya, kalau dulu lomba diadakan disawah yang berlumpur, sekarang lomba diadakan di jalan tanah yang ada di sawah.
Biasanya atraksi Mekepung ini diadakan Petani setelah musim panen.


Atraksi dan Seni Mekepung
Begitu pula dengan para peserta semakin bertambah, apalagi pada saat even Gubernur Cup yang diadakan setahun sekali pesertanya bisa mencapai 300 pasang Kerbau.
Dalam atraksi Mekepung atau even Gubernur Cup akan bertambah seru dengan di iringi Musik Tradisional atau Gambelan Jegog, yang mana Gambelan Jegog ini juga hanya ada di Kabupaten Jembrana..




Atraksi Mekepung ini di bagi menjadi dua kelompok atau Grup yaitu Ijo Gading Timur dan Ijo Gading Barat.
Adapun aturan dalam lomba Mekepung ini sedikit unik,.........di mana Pemenang Lomba tidak hanya ditentukan dari pasangan kerbau mana yang mencapai garis Finish duluan, tetapi di tentukan juga berdasarkan jarak dari pasangan kerbau yang berlomba..
Artinya pasangan kerbau atau peserta di anggap Menang apabila mencapai Garis Finish duluan dan mampu menjaga jarak dengan pasangan kerbau yang ada di belakang sejauh 10 meter. 

Dan apabila pasangan Kerbau yang ada di belakangnya bisa mempersempit jarak dengan pasangan kerbau yang ada di depannya kurang dari 10 meter.......maka pasangan Kerbau yang ada di belakangnya yang akan keluar jadi Pemenang Lomba Mekepung..